Saat ini kita berpijak ditahun baru Islam, 1 Muharram 1438 Hijriah, tentu bagi kaum muslimin merupakan bulan yang penuh keberkahan dan berbagai macam faidah-faidah yang disajikan dalam bulan muharram.

Muharram berasal dari kata yang dalam Bahasa Indonesia artinya 'diharamkan' atau 'dipantang' yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Makna tersebut menandakan bahwa bulan Muharram akan menjadi bulan yang damai bagi seluruh umat.

Momen tahun baru Islam merupakan sarana untuk memperkokoh ukhuwah Islamiah (persaudaraan) sehingga dapat menghindari perpecahan dan perbedaan pemahaman sesama umat Islam.  Kedatangan bulan Muharram juga menandai kebahagiaan bagi kaum dhuafa. Pada bulan ini umat Islam disunnahkan untuk memperbanyak sedekah dan menyantuni anak yatim.

Pada bulan ini, seorang muslim disunatkan menjalankan puasa Asyûra yaitu pada tanggal sembilan dan sepuluh. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram [HR Muslim]
Juga sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, beliau Radhiyallahu anhu mengatakan : “Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat kaum Yahudi melakukan puasa Asyûra. Beliau bertanya kepada mereka : ‘Mengapa mereka melakukan puasa pada hari itu ?’ Mereka menjawab: Ini adalah hari baik, pada hari ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan Nabi Musa Alaihissallam dan Bani Israil, oleh karena itu Musa Alaihissallam melakukan puasa pada hari ini.” Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ
Sesungguhnya kami lebih berhak terhadap nabi Musa dibandingkan kalian.
Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa pada hari itu. [HR Bukhâri dan Muslim]
Kemudian dikesempatan lain, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
Insyaallah, tahun yang akan datang kita mulai bepuasa pada hari kesembilan.[HR Muslim]
Akan tetapi beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam belum sempat melakukan ini, karena beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat sebelum bulan Muharram tahun berikutnya tiba. Saat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang keutamaan puasa ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Puasa Asyura menghapuskan dosa satu tahun yang telah lewat.[HR Muslim]
Maka berpuasalah wahai kaum muslimin pada hari yang kesembilan dan kesepuluh agar dosa-dosa kalian dihapuskan. Ikutilah nabi kalian agar kalian mendapatkan kemulyaan serta pahala yang kalian harapkan. Orang yang bertekad dan berazam untuk melakukannya atau sudah terbiasa melaksanakannya tapi kali ini terhalang sesuatu maka Insyaallah akan dituliskan baginya pahala puasanya tanpa terkurangi sedikitpun. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
Apabila salah seorang hamba sakit atau dalam bepergian akan ditulis pahala amalannya sebagai mana ketika dia meluakukannya ketrika dia sehat dan bermukim.[HR Bukhari]
Bulan Muharram menyimpan peristiwa besar serta tanda kekuasaan Allah, di bulan ini Allah menyelamatkan Nabi Musa beserta kaumnya dari Firaun dan bala tentaranya. Ketika nabi Musa mengajak Fir’aun untuk mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala , dengan penuh kesombongan ia menolak seraya mengatakan : “Saya adalah tuhan kalian yang tinggi” Sejak saat itu, Firaun mulai melakukan penekahan terhadap Bani Israil sampai pada akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Musa Alaihssallam untuk keluar bersama kaumnya menghindari kejahatan Fir’aun. Mereka terus berlari sampai ketepi laut merah sementara Firaun beserta bala tentaranya berada dibelakang. ketika hampir tertangkap, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan nabi Musa Alaihissallam agar memukulkan tongkatnya kelaut tersebut. Seketika lautan terbelah dan menjadi jalan yang bisa mereka lalui. Firaun terus mengejar dan mengikuti Bani Israil , ketika Musa dan pengikutnya sampai kedaratan, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya kembali. Seketika juga, jalan yang baru saja mereka lalui kembali menjadi lautan. Akibatnya, Firaun beserta bala tentaranya tenggelam. Lihatlah ! Bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong Nabi Musa Alaihissallam dan kaumnya. Sesungguhnya Allah maha Kuasa untuk menolong siapa saja yang mau menolong agamanya dan berusaha mengikuti ridhaNya. Itulah salah satu peristiwa besar yang terjadi di bulan muharram.
Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa bulan Muharram adalah bulan sial. Bulan yang banyak mendatangkan bahaya sehingga sebagian mereka tidak berani melakukan transaksi jual beli atau mengadakan pernikahan dan lain sebagainya. Keyakinan seperti ini adalah keyakinan yang bathil serta kesesatan yang nyata. Ini merupakan tipu daya setan yang menginginkan agar manusia jauh dari ajaran islam yang benar. Ini merupakan propaganda musuh agar kaum muslimin meninggalkan amalan-amalan pada bulan ini.
Kaum muslimin bagaimana mungkin bulan yang diagungkan oleh Allah Azza wa Jalla, bulan yang diagungkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membawa kesialan atau membawa madharat. Sebaliknya bulan Muharram merupakan bulan kebaikan, maka isilah bulan ini dengan amalan-amalan shalih dengan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga kita menjadi hamba-hambaNya yang mendapatkan keridhaanNya Subhanahu wa Ta’ala.




Comments